
JURNALIFE – Jalur Pantura Subang, yang dikenal sebagai jalur tengkorak, kini kondisinya semakin memprihatinkan. Jalan nasional ini mengalami kerusakan parah dengan lubang-lubang menganga di sepanjang jalan, membahayakan para pengguna jalan.
Berdasarkan pantauan Tribunjabar.id di wilayah hukum Polsek Pamanukan pada Rabu (12/2/2024), lubang-lubang besar terlihat di sepanjang jalan dari Kecamatan Sukasari hingga Pamanukan. Kondisi ini dikeluhkan oleh banyak pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor, karena dapat mengancam nyawa mereka. Bahkan, tidak sedikit kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh jalan berlubang ini.
Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, melalui Panit Lantas Polsek Pamanukan, Iptu Wawan Caswan, membenarkan bahwa kondisi jalur Pantura di wilayah hukumnya memang rusak parah.
“Berdasarkan pantauan kami, dari Jalur Pantura arah Cirebon-Jakarta di Kecamatan Pamanukan dan Sukasari, terdapat sembilan titik lokasi jalan berlubang dengan kondisi yang cukup parah. Begitu pun jalur sebaliknya juga terdapat 16 titik jalan berlubang,” ujar Wawan.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, Unit Lantas Polsek Pamanukan telah memasang rambu-rambu imbauan dan menandai lubang-lubang tersebut dengan cat putih agar terlihat oleh pengendara dari kejauhan.
“Pengguna jalan harus tetap waspada mengingat kondisi jalan saat ini dalam keadaan rusak,” kata Wawan.
Wawan mengimbau kepada seluruh pengguna jalan yang melintasi jalur Pantura Sukasari-Pamanukan untuk selalu waspada dan berhati-hati demi meminimalisir terjadinya kecelakaan akibat jalan berlubang.
“Jangan ngebut dan kurangi kecepatan saat melintas di jalur Pantura yang saat ini kondisinya rusak dan berlubang,” imbaunya.
Wawan menjelaskan bahwa kerusakan jalan ini disebabkan oleh faktor alam seperti curah hujan yang tinggi. Selain itu, aktivitas kendaraan bermuatan yang melebihi batas ketentuan juga turut memperparah kerusakan jalan.
“Penanganan jangka pendek yang kami lakukan adalah memasang rambu-rambu dan sosialisasi kepada masyarakat pengguna jalan serta berkoordinasi dengan pihak terkait. Kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan lanjutan untuk memperbaiki jalan secara permanen demi kenyamanan dan keselamatan bersama,” jelasnya.
Kerusakan jalan di jalur Pantura Subang ini juga banyak dikeluhkan oleh masyarakat pengguna jalan yang merasa nyawa mereka terancam saat melintasi jalur tersebut.
Waryanto (41), warga Ciasem, mengungkapkan kekhawatirannya saat melintasi jalur Pantura dari Ciasem hingga Pamanukan yang dipenuhi lubang.
“Kalau hujan deras, genangan air menutupi lubang-lubang di jalan. Kita jadi tidak tahu mana yang aman dilewati. Sudah sering dengar kabar pengendara jatuh karena masuk lubang,” kata Waryanto.
Hal senada juga disampaikan oleh Nandang (29), pengguna sepeda motor asal Pamanukan. Dia mengaku trauma melintasi jalur Pantura Pamanukan hingga Patokbeusi saat malam hari.
“Aspalnya rusak banyak terkelupas hingga membuat jalan berlubang di sejumlah titik. Jika tidak hati-hati, nyawa jadi taruhan. Apalagi kalau malam atau hujan deras, jarak pandang terbatas. Saya pernah hampir jatuh waktu roda depan masuk lubang di kawasan Sukasari,” ungkapnya.
Menurut Nandang, melintasi jalur Pantura kini tidak lagi nyaman. Jika tidak berhati-hati dan ngebut, nyawa bisa menjadi taruhannya.
“Kerusakan jalan di jalur Pantura Subang ini tidak hanya merugikan dari sisi kenyamanan berkendara, kondisi ini dinilai sangat berbahaya. Genangan air yang menutupi lubang sering kali menipu pengguna jalan, terutama mereka yang tidak familiar dengan jalur tersebut,” pungkasnya.