JURNALLIFE – Konflik Israel-Palestina merupakan salah satu konflik yang paling kompleks dan berlarut-larut di dunia.
Konflik ini berakar pada sejarah panjang dan rumit yang melibatkan klaim nasional, agama, dan etnis.
Deklarasi Balfour 1917
Salah satu peristiwa penting yang melatarbelakangi konflik ini adalah Deklarasi Balfour tahun 1917.
Deklarasi ini dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour, yang menyatakan dukungan Inggris untuk pembentukan “rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina”.
Deklarasi ini dibuat tanpa persetujuan atau konsultasi dengan penduduk Arab Palestina yang saat itu merupakan mayoritas di wilayah tersebut.
Pemberontakan Arab 1930-an
Deklarasi Balfour memicu kemarahan orang Arab Palestina, yang melihatnya sebagai ancaman terhadap tanah dan identitas mereka.
Akibatnya, terjadi serangkaian pemberontakan Arab di Palestina pada tahun 1930-an. Pemberontakan ini dipadamkan oleh Inggris dengan kekerasan, yang semakin memperburuk hubungan antara Inggris, Yahudi, dan Arab Palestina.
Keputusan PBB Tahun 1947
Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan rencana partisi untuk Palestina, yang membagi wilayah tersebut menjadi negara Yahudi dan negara Arab.
Rencana ini ditolak oleh orang Arab Palestina, tetapi diterima oleh para pemimpin Yahudi.
Pembersihan Etnis Palestina (Nakba) Tahun 1948
Pada tahun 1948, Inggris mengakhiri mandatnya atas Palestina dan Israel mendeklarasikan kemerdekaannya.
Segera setelah itu, terjadi perang antara Israel dan negara-negara Arab tetangga.
Perang ini mengakibatkan ratusan ribu orang Palestina melarikan diri dari rumah mereka atau diusir, yang kemudian dikenal sebagai Nakba.
Berdirinya Israel
Israel berhasil menguasai lebih banyak wilayah daripada yang dialokasikan di bawah rencana partisi PBB.
Wilayah yang dikuasai Israel ini mencakup sebagian besar wilayah yang diklaim oleh negara Arab Palestina.
Keadaan Setelah Peristiwa Nakba
Sejak Nakba, orang Palestina telah hidup di bawah pendudukan Israel. Pendudukan ini telah mengakibatkan berbagai pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembatasan kebebasan bergerak, penggusuran paksa, dan kekerasan militer.
Intifada Pertama Tahun 1987-1993
Pada tahun 1987, terjadi Intifada Pertama, yaitu pemberontakan rakyat Palestina melawan pendudukan Israel. Intifada ini berlangsung selama enam tahun dan mengakibatkan ribuan korban jiwa.
Perjanjian Oslo
Pada tahun 1993, Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menandatangani Perjanjian Oslo, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik dan mendirikan negara Palestina yang merdeka.
Namun perjanjian ini tidak berhasil mencapai tujuannya, dan konflik terus berlanjut hingga saat ini.
Dampak Peperangan
Konflik Israel-Palestina telah memiliki dampak yang sangat besar pada kedua belah pihak. Konflik ini telah menyebabkan ribuan korban jiwa, jutaan pengungsi, dan kerusakan infrastruktur yang parah.
Konflik ini juga telah menciptakan iklim ketakutan dan ketidakpercayaan yang sulit diatasi.
Keseluruhan
Konflik Israel-Palestina adalah konflik yang kompleks dan berakar dalam sejarah panjang dan rumit.
Konflik ini telah memiliki dampak yang sangat besar pada kedua belah pihak dan masih belum ada solusi yang terlihat.