JURNALIFE – Pngandaran 22, Gempa tektonik berkekuatan Magnitudo (M) 4,7 mengguncang wilayah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, dan sekitarnya pada Selasa malam. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tersebut terjadi pada pukul 19.43.53 WIB, dengan pusat gempa berada di laut, sekitar 25 kilometer barat daya Pangandaran. Kedalaman gempa mencapai 69 kilometer, yang digolongkan sebagai gempa menengah. Gempa ini awalnya dilaporkan berkekuatan M5,0 sebelum dimutakhirkan menjadi M4,7.
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa tersebut diakibatkan oleh deformasi batuan di dalam lempeng Indo-Australia (intra-slab).
Guncangan gempa dirasakan kuat di Pangandaran dengan intensitas III-IV MMI. Guncangan pada skala ini setara dengan gempa yang terasa nyata oleh banyak orang di dalam rumah, dan sebagian merasakan seperti ada truk besar melintas. Di wilayah Garut, gempa dirasakan dengan intensitas III MMI, sementara di Cilacap dan Kabupaten Bandung, guncangan lebih lemah dengan skala II-III MMI. BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Gempa di Pangandaran ini menjadi yang kedelapan dalam rangkaian gempa yang terjadi sepanjang hari di Indonesia. Sebelumnya, Tanggamus, Lampung, mengalami dua gempa di dini hari dengan kekuatan M3,6 dan M3,3, diikuti gempa di Sorong, Papua Barat, pada pagi harinya dengan kekuatan M3,4 dan M2,8. Tiga gempa lainnya kembali terjadi di Tanggamus pada siang hingga sore hari dengan kekuatan M3,1, M3,6, dan M3,6.
Seluruh gempa yang terjadi sepanjang hari ini dirasakan dengan skala intensitas di bawah III MMI, dan tidak ada laporan kerusakan berarti maupun ancaman tsunami.