Hukum Perayaan Menyambut Tahun Baru dalam Pandangan Islam

0
49
Merayakan tahun baru masehi menurut Islam. (Freepik)
Merayakan tahun baru masehi menurut Islam. (Freepik)

JURNALIFE – Setiap akhir tahun, masyarakat di berbagai penjuru dunia ramai merayakan pergantian tahun baru dengan pesta, kembang api, dan berbagai acara hiburan. Namun, bagi umat Islam, penting untuk memahami bagaimana hukum perayaan menyambut tahun baru menurut ajaran agama. Apakah boleh merayakannya, atau justru dilarang karena termasuk dalam perbuatan yang tidak sesuai syariat?

Pandangan Umum Islam Tentang Tahun Baru

Dalam Islam, waktu dan pergantian tahun adalah ciptaan Allah SWT yang harus disyukuri. Namun, Islam tidak mengenal perayaan khusus untuk pergantian tahun Masehi. Umat Islam memiliki kalender sendiri, yaitu kalender Hijriah, dan perayaan yang dianjurkan hanyalah dua hari besar: Idul Fitri dan Idul Adha. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa dua hari raya umat Islam menggantikan hari-hari perayaan jahiliyah.

Hukum Merayakan Tahun Baru

Sebagian besar ulama sepakat bahwa merayakan tahun baru Masehi tidak disyariatkan dalam Islam. Jika perayaan tersebut diisi dengan kegiatan yang melalaikan, seperti pesta, minum-minuman keras, atau berfoya-foya, maka hukumnya haram karena termasuk dalam perbuatan yang sia-sia dan dilarang. Namun, jika perayaan dilakukan sebatas refleksi diri, berdoa, atau bersyukur tanpa meniru budaya non-Islam, maka sebagian ulama menilai hukumnya makruh (tidak dianjurkan tapi tidak sampai haram).

Pendapat Ulama dan Ormas Islam

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan ormas-ormas besar seperti Muhammadiyah serta Nahdlatul Ulama (NU) memiliki pandangan serupa: tidak perlu merayakan tahun baru secara berlebihan. Muhammadiyah menekankan agar umat Islam tidak meniru tradisi yang tidak berasal dari ajaran Islam, sementara NU lebih menekankan pada niat dan cara perayaannya jika digunakan untuk introspeksi, dzikir, atau doa bersama, maka diperbolehkan.

Hukum perayaan menyambut tahun baru dalam Islam bergantung pada niat dan cara pelaksanaannya. Islam tidak melarang umatnya untuk bersyukur atas pergantian waktu, namun melarang perbuatan yang meniru tradisi non-Islam dan mengandung kemaksiatan. Cara terbaik bagi umat Islam adalah menjadikan momen pergantian tahun sebagai sarana muhasabah diri, memperbanyak dzikir dan doa, serta memperbaiki amalan di tahun yang akan datang.

Dengan begitu, semangat tahun baru tidak hanya menjadi pesta duniawi, tetapi juga momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here